admin Monday, 15 December 2025
Tes genetik semakin dikenal sebagai langkah preventif penting dalam dunia kesehatan modern, terutama untuk mendeteksi risiko penyakit turunan seperti kanker payudara dan ovarium. Salah satu kisah yang meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya tes genetik adalah pengalaman Angelina Jolie, yang dibagikan melalui Diary of Surgery. Kisah ini menunjukkan bahwa memahami risiko genetik sejak dini dapat membantu seseorang mengambil keputusan kesehatan yang lebih terarah dan menyelamatkan masa depan.
Kanker payudara dan ovarium dapat bersifat herediter, terutama jika berkaitan dengan mutasi gen seperti BRCA1 dan BRCA2. Risiko ini sering kali terlihat dari riwayat keluarga, misalnya jika beberapa anggota keluarga perempuan mengalami kanker pada usia relatif muda.
Namun, penting dipahami bahwa riwayat keluarga bukan vonis pasti. Risiko genetik bersifat probabilitas, dan di sinilah tes genetik berperan: membantu memetakan risiko secara ilmiah, bukan berdasarkan asumsi.
Dalam Diary of Surgery, Angelina Jolie menceritakan bagaimana hasil tes genetik menunjukkan bahwa ia membawa mutasi gen BRCA1. Informasi tersebut memberinya kesempatan untuk mengambil langkah pencegahan secara sadar dan terencana. Pengalaman ini menegaskan bahwa tes genetik bukan sekadar pemeriksaan, melainkan alat pengambilan keputusan kesehatan jangka panjang.
Pada tahun 2013, Jolie yang saat itu berusia 39 tahun, menjalani tes genetik yang mengungkapkan bahwa ia membawa mutasi gen BRCA1. Mutasi ini secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium. Hasilnya menunjukkan bahwa Jolie memiliki 87% risiko terkena kanker payudara dan 50% risiko kanker ovarium.
Setelah mengetahui hasil tes genetiknya, Jolie memutuskan untuk menjalani mastektomi ganda pada tahun 2013 sebagai tindakan pencegahan terhadap kanker payudara. Kemudian pada tahun 2015, Jolie, yang saat itu berusia 41 tahun, kembali mengambil langkah pencegahan dengan menjalani ooforektomi, yaitu pengangkatan ovarium.